Setidaknya itulah yang terjadi saat ini di Subak Lodtunduh dan Subak Bija, Ubud, Gianyar, Bali. Coba bayangkan, puluhan hektar sawah mereka sering mengalami kekeringan hanya karena pelaksanaan wisata arung jeram. Ironis bukan?! Kalo gak percaya, lihat KOMPAS edisi Minggu 29 Maret kemarin.
Di Subak Lodtunduh terdapat sawah seluas 25,26 ha. Subak tersebut merupakan salah satu subak yang memanfaatkan air dari bendungan Kedewataan di Sungai Ayung Gianyar. Menurut Nyoman Sudhana, sawah-sawah di subak tersebut selalu mengalami kekeringan terutama setiap hari kamis. Hal tersebut terjadi karena mulut Bendungan Kedewataan ditutup demi pelaksanaan wisata arung jeram.
Pengelola wisata arung jeram tersebut pada awalnya hanya memiliki 1 lintasan arung jeram dengan menggunakan alur Sungai Ayung sejauh 11 km, dari Begawan hingga Sobek (Daerah sekitar mulut Bendungan Kedewataan). Namun sejak tahun kemarin pengelola menambah lintasan baru dari Sobek hingga Sayan dengan jarak 2 km. Khusus di lintasan baru tersebut, wisata arung jeram hanya dilakukan pada hari Kamis. Oleh sebab itu setiap hari Kamis Subak Lodtunduh dan Subak Bija mengalami kekeringan.
---------------------------------------------------------------------
Bali memang terkenal akan wisatanya, bahkan baru-baru ini mereka mendapat penghargaan internasional sebagai Pulau Spa terbaik di dunia. Namun hendaknya penghargaan tersebut sampai mengorbankan orang lain, khususnya para petani. Apalagi Indonesia merupakan negara agraris. Coba bayangkan apabila sawah-sawah mereka tidak dapat menghasilkan beras, mereka mau dapat uang dari mana lagi?
Salah satu sifat buruk manusia khususnya orang Indonesia, demi meraih uang sebanyak-banyaknya, rela mengorbankan kepentingan orang lain, mereka dengan mudahnya menari-nari di atas penderitaan orang kecil. Ironis....
Di Subak Lodtunduh terdapat sawah seluas 25,26 ha. Subak tersebut merupakan salah satu subak yang memanfaatkan air dari bendungan Kedewataan di Sungai Ayung Gianyar. Menurut Nyoman Sudhana, sawah-sawah di subak tersebut selalu mengalami kekeringan terutama setiap hari kamis. Hal tersebut terjadi karena mulut Bendungan Kedewataan ditutup demi pelaksanaan wisata arung jeram.
Pengelola wisata arung jeram tersebut pada awalnya hanya memiliki 1 lintasan arung jeram dengan menggunakan alur Sungai Ayung sejauh 11 km, dari Begawan hingga Sobek (Daerah sekitar mulut Bendungan Kedewataan). Namun sejak tahun kemarin pengelola menambah lintasan baru dari Sobek hingga Sayan dengan jarak 2 km. Khusus di lintasan baru tersebut, wisata arung jeram hanya dilakukan pada hari Kamis. Oleh sebab itu setiap hari Kamis Subak Lodtunduh dan Subak Bija mengalami kekeringan.
---------------------------------------------------------------------
Bali memang terkenal akan wisatanya, bahkan baru-baru ini mereka mendapat penghargaan internasional sebagai Pulau Spa terbaik di dunia. Namun hendaknya penghargaan tersebut sampai mengorbankan orang lain, khususnya para petani. Apalagi Indonesia merupakan negara agraris. Coba bayangkan apabila sawah-sawah mereka tidak dapat menghasilkan beras, mereka mau dapat uang dari mana lagi?
Salah satu sifat buruk manusia khususnya orang Indonesia, demi meraih uang sebanyak-banyaknya, rela mengorbankan kepentingan orang lain, mereka dengan mudahnya menari-nari di atas penderitaan orang kecil. Ironis....