Kecewa. Satu kata untuk Sriwijaya FC di liga Champion Asia kemarin. Sriwijaya dibantai habis 5 gol tanpa balas oleh klub sepak bola Jepang, Gamba Osaka. Sebelum melawan Gamba Osaka, Sriwijaya FC juga dibabat 5 - 0 untuk kemenangan tim dari China, Shandong Luneng.
Setelah melihat dua pertandingan terakhir Sriwijaya FC di liga Champion Asia, terlihat secara fisik, antara pemain Sriwijaya dengan tim-tim dari Jepang dan China tersebut hampir setara. Untuk masalah skill juga masih dapat mengimbangi tim-tim tersebut. Di Indonesia boleh saja mereka sekarang saat ini berada di papan atas Indonesia Super League (ISL), tapi begitu bertanding di luar Indonesia, mereka tak bisa unjuk gigi. Namun terlihat yang sangat membedakan tim-tim tesebut dengan Sriwijaya FC adalah mental bertanding.
Hal tersebut juga terjadi pada Timnas Indonesia. Untuk turnamen skala Asia Tenggara saja, timnas selalu kandas di tengah jalan. Padahal, secara statistik skill pemain-pemain sepak bola Indonesia bisa dikategorikan baik. Namun percuma saja punya skill mumpuni tapi diimbangi dengan mental bertanding yang mumpuni juga.
Kita dapat bercermin pada tim-tim Asia Timur. Walaupun secara postur tubuh pemain-pemain sepak bola mereka tidak berbeda dengan pemain-pemain Indonesia, tapi mereka punya mental dan spirit tinggi untuk bisa memenangi pertandingan, tidak peduli siapa lawan mereka. Hal tersebut yang tidak dimiliki pemain-pemain Indonesia.
Sudah saatnya klub-klub sepakbola Indonesia mulai dari sekarang mendidik para pemain mereka agar setiap pemain baik pemain muda maupun pemain profesional memiliki mental baja dan memiliki spirit untuk terus berjuang memenangi sebuah pertandingan. Jangan cuma jadi jago kandang di negeri sendiri.
Ayo sepakbola Indonesia, tunjukkan semangat merah membaramu!!!
Setelah melihat dua pertandingan terakhir Sriwijaya FC di liga Champion Asia, terlihat secara fisik, antara pemain Sriwijaya dengan tim-tim dari Jepang dan China tersebut hampir setara. Untuk masalah skill juga masih dapat mengimbangi tim-tim tersebut. Di Indonesia boleh saja mereka sekarang saat ini berada di papan atas Indonesia Super League (ISL), tapi begitu bertanding di luar Indonesia, mereka tak bisa unjuk gigi. Namun terlihat yang sangat membedakan tim-tim tesebut dengan Sriwijaya FC adalah mental bertanding.
Hal tersebut juga terjadi pada Timnas Indonesia. Untuk turnamen skala Asia Tenggara saja, timnas selalu kandas di tengah jalan. Padahal, secara statistik skill pemain-pemain sepak bola Indonesia bisa dikategorikan baik. Namun percuma saja punya skill mumpuni tapi diimbangi dengan mental bertanding yang mumpuni juga.
Kita dapat bercermin pada tim-tim Asia Timur. Walaupun secara postur tubuh pemain-pemain sepak bola mereka tidak berbeda dengan pemain-pemain Indonesia, tapi mereka punya mental dan spirit tinggi untuk bisa memenangi pertandingan, tidak peduli siapa lawan mereka. Hal tersebut yang tidak dimiliki pemain-pemain Indonesia.
Sudah saatnya klub-klub sepakbola Indonesia mulai dari sekarang mendidik para pemain mereka agar setiap pemain baik pemain muda maupun pemain profesional memiliki mental baja dan memiliki spirit untuk terus berjuang memenangi sebuah pertandingan. Jangan cuma jadi jago kandang di negeri sendiri.
Ayo sepakbola Indonesia, tunjukkan semangat merah membaramu!!!
Comments