Tentu saja Amerika Serikat (AS). Sebuah perang membutuhkan ketersediaan berbagai macam peralatan tempur, mulai dari bom, tank, amunisi, senapan, hingga pesawat tempur guna menyerang musuh dilapangan. Lalu darimana Israel mendapatkan peralatan perangnya? Lagi-lagi Amerika Serikat, sebuah negara yang meng-agung-agungkan sebagai negara pembawa kedamaian tapi justru penyulut api peperangan.
Sama-sama kita ketahui krisis global yang tengah melanda dunia saat ini akibat ambruknya sistem perekonomian AS. Bahkan untuk menyelamatkan perekonomiannya, negara tersebut telah menghabiskan jutaan dolar AS. Lalu darimana mereka menutupi kebutuhan dana untuk rehabilitasi keuangan mereka? Salah satu jawabannya adalah invasi Israel ke Jalur Gaza.
Hal ini dapat dilhat dari sikap AS yang secara tidak langsung mendukung invasi Israel. Mulai dari mem-veto rancangan resolusi dewan keamanan PBB untuk menghentikan perang, sampai berita terakhir yang menyebutkan AS bersikap abstain terhadap resolusi perdamaian yang baru.
Terlihat sangat jelas dukungan AS terhadap Israel. Seandainya AS mendukung resolusi tersebut, lalu Israel menghentikan invasinya, otomatis permintaan kebutuhan militer Israel kepada AS juga berhenti. Akibatnya AS bisa kehilangan keuntungan yang sangat besar dari penjualan peralatan militer mereka.
Jadi, dengan merestui invasi brutal yang dilakukan Israel, pundi-pundi keuntungan AS semakin bertambah, dengan harapan dapat dijadikan modal untuk mengembalikan perekonomian mereka yang ambruk. Padahal krisis ekonomi tersebut terjadi akibat kesombongan mereka sendiri.
"Iblis tak akan pernah tinggal diam menyaksikan kedamaian yang tercipta di alam semesta ini"
Sama-sama kita ketahui krisis global yang tengah melanda dunia saat ini akibat ambruknya sistem perekonomian AS. Bahkan untuk menyelamatkan perekonomiannya, negara tersebut telah menghabiskan jutaan dolar AS. Lalu darimana mereka menutupi kebutuhan dana untuk rehabilitasi keuangan mereka? Salah satu jawabannya adalah invasi Israel ke Jalur Gaza.
Hal ini dapat dilhat dari sikap AS yang secara tidak langsung mendukung invasi Israel. Mulai dari mem-veto rancangan resolusi dewan keamanan PBB untuk menghentikan perang, sampai berita terakhir yang menyebutkan AS bersikap abstain terhadap resolusi perdamaian yang baru.
Terlihat sangat jelas dukungan AS terhadap Israel. Seandainya AS mendukung resolusi tersebut, lalu Israel menghentikan invasinya, otomatis permintaan kebutuhan militer Israel kepada AS juga berhenti. Akibatnya AS bisa kehilangan keuntungan yang sangat besar dari penjualan peralatan militer mereka.
Jadi, dengan merestui invasi brutal yang dilakukan Israel, pundi-pundi keuntungan AS semakin bertambah, dengan harapan dapat dijadikan modal untuk mengembalikan perekonomian mereka yang ambruk. Padahal krisis ekonomi tersebut terjadi akibat kesombongan mereka sendiri.
"Iblis tak akan pernah tinggal diam menyaksikan kedamaian yang tercipta di alam semesta ini"
Comments