Skip to main content

Hei Para Perokok! Dimana Rasa Toleransimu?

Indonesia, khususnya para perokok, saat ini sedang dilanda kecemasan akibat isu yang menyatakan bahwa Majelis Ulama Indonesia akan mengeluarkan fatwa bahwa merokok adalah haram. Saat ini memang para ulama Islam dan para perokok mengetahui bahwa hukum dari merokok adalah makruh. Tentunya dengan berkembangnya isu tersebut, telah menimbulkan pro dan kontra baik bagi masyarakat maupun para ulama itu sendiri.

Isu tersebut berkembang akibat banyaknya permintaan baik dari masyarakat maupun LSM-LSM (Lembaga Swadaya Masyarkat) kepada Majelis Ulama Islam Indonesia untuk mengkaji hukum dari merokok. Sama-sama kita ketahui, rokok telah dibuktikan secara klinis dapat mengganggu kesehatan baik bagi si perokok aktif maupun perokok pasif. Dilema memang, karena justru industri rokok telah menyerap jumlah buruh yang banyak di negeri ini. Tapi biarlah pro dan kontra terhadap hukum merokok menjadi permasalahan yang harus diselesaikan bagi pemerintah dan MUI tentunya.

Hei para perokok! Dimana rasa toleransimu?

Marah dan kesal kalau ada perokok yang tidak punya rasa toleransi terhadap orang yang tidak terbiasa dengan asap rokok. Mereka dengan seenaknya menghembuskan asap beracun tanpa memperhatikan kenyamanan orang lain.

Kekasih saya sempet cerita dengan nada terheran-heran kepada saya atas kejadian yang menimpanya beberapa hari lalu. Pada saat sedang menemani temannya berbelanja batik di Pasar Bringharjo Yogyakarta, mereka terganggu dengan sikap para 2 orang laki-laki perokok yang sama sekali tidak punya rasa toleransi. Asap dari para perokok tersebut membuat kekasih saya beserta temannya dan seorang ibu terbatuk-batuk karena aspa rokok dari para perokok tersebut. Tapi apa yang terjadi, para perokok tersebut masih tetap dengan rasa bangga menghembuskan asap rokok kepada mereka. Kejadian tersebut bukan hanya sekali kami alami, tapi mungkin setiap bertemu dengan para perokok kami selalu mengalami kejadian yang serupa.

Egois, satu kata yang pas buat para perokok. Dalam sebuah debat di TV One tentang pro dan kontra merokok adalah haram beberapa hari yang lalu, seorang ulama PBNU (maaf saya lupa namamya) dengan bangga mengatakan bahwa merokok sangat enak, membuatnya merasa rileks, pikiran menjadi terbuka, dan sebagainya. Apakah Anda setuju klo pernyataan tersebut sangat bodoh dikeluarkan oleh seorang ulama? Ulama seharusnya memberikan penerang kepada para pengikutnya, bukan rasa ke-egoisan yang dicontohkan.

Seandainya, para perokok tersebut dimasukkan ke dalam sebuah ruangan, kemudian ruangan tersebut dipenuhi oleh asap, apa respon dan pendapat mereka?

Jadi hei para perokok! Dimana rasa toleransimu?

Popular posts from this blog

"Tugu Jogja", The famous Landmark of Yogyakarta

Tugu Jogja, is one of famous tour place and historic monument in Yogyakarta, Indonesia. The monument is stand on meeting point of Pangeran Mangkubumi Street, Jendral Sudirman Street, A.M Sangaji Street, and Diponegoro Street, Yogyakarta City. The monument has built one year after Keraton Yogyakarta (The palace of Yogyakarta) was builded. The monument describe Manunggaling Kawula Gusti (The technical term of Javanese language) or the unity spirit of citizenry and the authorities to fight colonial. The unity spirit was described in the monument, the shape of monument's pole is cylinder or gilig (The technical term of Javanese language) and the shape of the top is circle or golong (The technical term of Javanese language), so the monument is called " Tugu Golong-Gilig ". The height the monument is about 25 meters. But the monument was fall out caused by earthquake in 10 Juni 1867. In 1889, Netherland's goverment renovated the monument. The monument has made with shape...

Thank You, it's important or not?

Thank You, it's important we say after other people help us? Absolutely yes. Why? The expresion of thank you is a expresion to other people who give their time to do something for us. We can say thank you to parents, teacher, trader, police man, until parking man. It's has become a traditon of eastern people like to politeness. Always to say thank you for more polite, especially to old people. But the expresion of thank you for some people like medicine which can make our feel fresh. Why? Because has been become a basic characteristic oh human like to appreciated by other people. When other people appreciate your job? What's your feel? Happy, isn't right? The expresion of thank you can become medicine of our heart. Ya.. because we could avoided from arrogant, conceited, until jealous. If we say thank you, its same to thanks be to god. So, it'snot wrong time to start usually say thank you to other people. With appreciate other people, we can make happy other people,...

Avoid Google Adsense Public Sevice Advertise (PSAs) at Blogger

Might be some blogger have same problem with me, how to avoid Google Adsense Public Sevice Advertise (PSAs). Although they have used supported language, but the PSAs still appear. How to avoid that? The answer is, you can use "Section Targeting". Section targeting allows you to suggest sections of your text and HTML content that you'd like Google to emphasize or downplay when matching ads to your site's content. To implement section targeting, you'll need to add a set of special HTML comment tags to your code. These tags will mark the beginning and end of whichever section(s) you'd like to emphasize or de-emphasize for ad targeting. The HTML tags to emphasize a page section take the following format: <!-- google_ad_section_start --> your content here (supported language).. your content here (supported language).. your content here (supported language).. <!-- google_ad_section_end --> You can use section targeting to make suggestions about as many s...